Perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2020 menjadi momentum historis yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tengah bayang-bayang pandemi COVID-19 yang masih merebak, masyarakat Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk tetap menjaga semangat nasionalisme tanpa mengorbankan protokol kesehatan.
Biasanya, HUT RI dirayakan secara meriah melalui lomba rakyat, karnaval, dan upacara bendera di berbagai penjuru Tanah Air. Namun, kondisi darurat kesehatan membuat pemerintah mengeluarkan imbauan agar kegiatan dilakukan secara virtual atau dengan peserta terbatas. Tradisi tetap berjalan, tapi dalam format yang lebih sederhana dan penuh kehati-hatian.
Masyarakat di berbagai daerah berinisiatif merancang perayaan kreatif. Ada yang menyelenggarakan lomba secara daring, seperti kuis kemerdekaan via Zoom, lomba video pendek bertema cinta Tanah Air, hingga konser virtual yang melibatkan seniman lokal. Hal ini menunjukkan bahwa semangat merdeka tetap membara meski dalam keterbatasan.
Upacara Kenegaraan yang Disiarkan dari Istana
Puncak peringatan Hari Kemerdekaan RI tetap dilangsungkan di Istana Merdeka, Jakarta, namun dengan format yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Undangan dibatasi, tamu negara hadir secara virtual, dan seluruh rangkaian acara dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Presiden Joko Widodo memimpin upacara dengan mengenakan pakaian adat Timor Tengah Selatan, menegaskan keberagaman budaya Indonesia di tengah tantangan global.
Upacara yang disiarkan langsung melalui televisi nasional dan kanal digital tersebut tetap berlangsung khidmat. Masyarakat yang biasanya memadati area Monas atau menyaksikan secara langsung dari pelataran Istana, kini menyimak dari layar gawai di rumah masing-masing. Meskipun tanpa keramaian fisik, kekhidmatan peringatan tetap dirasakan.
Sebagai bentuk simbolik, masyarakat juga diajak untuk berdiri tegak dan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” secara serentak pada pukul 10.17 WIB. Seruan ini disambut antusias oleh warga di berbagai daerah, termasuk pekerja medis, pelajar, hingga warga yang tengah menjalani isolasi mandiri.
Kreativitas Lokal Bangkitkan Semangat Nasional
Momen kemerdekaan di tengah pandemi ternyata menjadi ruang kreativitas baru bagi masyarakat. Di Yogyakarta, sejumlah seniman jalanan membuat mural bertema perjuangan tenaga kesehatan, menggabungkan semangat kemerdekaan dengan realita pandemi. Di Bandung, pelajar menggelar parade bendera merah putih dari rumah, disiarkan melalui media sosial dan ditonton ribuan netizen.
Di wilayah pedesaan, warga tetap menggelar lomba tradisional seperti balap karung atau panjat pinang dengan peserta terbatas dan jaga jarak. Protokol kesehatan tetap diterapkan secara ketat. Beberapa desa bahkan mengubah lomba menjadi kegiatan sosial, seperti pembagian masker merah putih, lomba membuat tempat cuci tangan dari barang bekas, hingga gerakan menanam pohon kemerdekaan.
Semangat gotong royong dan kepedulian sosial semakin tampak. Pandemi justru menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa makna kemerdekaan bukan hanya tentang bebas dari penjajahan, tetapi juga tentang keberdayaan bersama dalam menghadapi krisis.
Media Sosial Jadi Panggung Perayaan Virtual
Di era digital, perayaan kemerdekaan pun menemukan rumah barunya. Tagar seperti #DirgahayuIndonesia dan #HUTRI75 menjadi trending di berbagai platform media sosial. Warganet mengunggah foto mengenakan pakaian adat, mengibarkan bendera di rumah, hingga membuat konten video puisi kemerdekaan. Platform seperti TikTok dan Instagram menjadi alat ekspresi kreatif masyarakat Indonesia yang rindu merayakan kebersamaan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga menggelar lomba video nasional yang mengangkat tema “Indonesia Maju”. Lomba ini berhasil menghimpun ribuan partisipan dari seluruh nusantara, memperlihatkan potensi digital bangsa yang kian berkembang. Generasi muda, khususnya, memanfaatkan momentum ini untuk menyalurkan patriotisme dengan cara yang sesuai zaman.
Bahkan beberapa kepala daerah dan pejabat publik mengikuti tren media sosial ini dengan membuat konten unik. Hal ini menandakan bahwa komunikasi antara pemerintah dan rakyat bisa dilakukan secara lebih dekat melalui kanal digital, termasuk dalam memperingati hari besar nasional.
Sumber : sktmigas.id